Senin, 28 September 2015

Siapa Pengkhianat Diponegoro? [E.R. Azura]

SIAPA PENGKHIANAT DIPONEGORO?

"Hebat benar buku ini! Suatu prestasi memakai buku ilmiah yang tebal dan bertele-tele seperti Kuasa Ramalan untuk mengilhami sebuah roman yang begitu penuh imajinasi dan persentuhan dengan suasana Keraton Yogyakarta pada masa muda Diponegoro Ontowiryo. Saya menanti-nanti jilid berikutnya."

- Peter Carey, penulis biografi Diponegoro Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855

Penulis Novel: E.R Asura

Harga: Rp 60.000,00 diskon 5% Rp 57.000,00 (Belum Termasuk Ongkos Kirim)

=======



Pemesanan
Untuk pemesanan, silakan SMS/WA ke 0852-922-9692 dengan format: Pesan (spasi) Siapa Pengkhianat Diponegoro (spasi) kirim ke (spasi) Nama (spasi) alamat lengkap beserta nama kecamatan (spasi) transfer via BCA/BNI/Mandiri*

*pilih salah satu

======

SIAPA PENGKHIANAT DIPONEGORO?

Persinggungan dengan Kanjeng Ratu Ageng, para ulama, dan rakyat biasa, menorehkan pengalaman batin yang lengkap bagi Raden Ontowiryo - kelak dikenal sebagai Pangeran Diponegoro. Kanjeng Ratu Ageng menjadi patron spiritualisme bagi Raden Ontowiryo dengan tokoh Arjuna-nya. 

Para ulama memberi wawasan keislaman - yang diharmonisasi dengan mistik Jawa - dengan Nabi Muhammad SAW sebagai jalan tempuhnya. Dan rakyat biasa telah menularkan kehalusan pekerti. Saat ketiganya berkelindan, justru ia sering kali gamang melihat kenyataan penderitaan rakyat kian memuncak, kekisruhan keraton yang semakin memudarkan karismanya, dan bau amis darah yang semakin terasa dekat, sehingga tak mampu memiliki ruang untuk mencari pembenaran di hadapan Gusti Allah. 

Rentang waktu 1800-1812 menjadi masa kalabendu sekaligus akan mewujudnya ramalan Parang Kusumo dan Kanjeng Sunan Kalijogo di bumi Mataram.

Setelah menjejak ziarah ke titik-titik penting sumber mistik Jawa, mengunjungi sejumlah pesantren, Raden Ontowiryo memilih saling berhadapan dengan pemerintah kolonial Belanda dan Keraton Yogya sebagai seteru. Sehingga ketika Raden Ronggo Prawirodirjo III - tokoh yang dikaguminya - digantung di Pangurakan sebagai pemberontak, Raden Ontowiryo datang untuk menurunkan jenazahnya. Begitupun saat ayahandanya naik tahta, Raden Ontowiryo senantiasa pasang badan. 

Titik-titik itulah yang menjadi pusaran novel pertama dari Trilogi Pangeran Diponegoro ini yang akan mengantarkan pada Ramalan Parang Kusumo: engkau sendiri hanya sarana, namun tidak lama, untuk disejajarkan dengan leluhur. Tentu di dalamnya tak terlepas dari asmara, perselingkuhan, rasa cemburu, sakit hati, simpul-simpul yang memerlukan jawab. 

Semoga bermanfaat.  Salam, @MasNovanJogja

Senin, 07 September 2015

Buku: Sandyakala Mataram (ER. Asura)

Novel karya E.R Asura, bagian kedua dari Trilogi Novel yang mengisahkan tentang Pangeran Diponegoro.

Novel bagian pertamanya berjudul Siapa Pengkhianat Diponegoro. 

Kamis, 27 Agustus 2015

Buku: Takdir - Riwayat Pangeran Diponegoro (Peter Carey)

TAKDIR: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)

"sudah kehendak Yang Maha Kuasa 
karena nasib Jawa sudah Ia tentukan
yang akan menjalankan peran ini adalah kamu. 
sebab tidak ada yang lain"... (Babad Diponegoro, II:121)

Penulis: Peter Carey

Harga: Rp 63.000,00 diskon 5% Rp 60.000,00 

(belum termasuk ongkos kirim)

===========

Pemesanan
Untuk pemesanan, silakan SMS/WA ke 0852-286-17476 dengan format: 
Pesan (spasi) Buku Takdir Pangeran Diponegoro (spasi) kirim ke (spasi) Nama (spasi) alamat lengkap beserta nama kecamatan (spasi) transfer via BCA/BNI/Mandiri*

*pilih salah satu

===========
Dalam Perang Jawa (1825-1830), ketokohan Pangeran Diponegoro sangat sentral dan menonjol. Oleh karena itu, penerbitan buku Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855) ini perlu diapresiasi. Karya biografi ini, yang bersama edisi Inggrisnya diterbitkan hampir serentak di Jakarta dan Oxford, ditulis sejarawan Prof. Dr. Peter Carey berdasarkan disertasinya. Buku ini mempermudah orang memungutnya sebagai bahan belajar yang kaya, inspiratif, dan produktif. - Jakob Oetama -

Otobiografi Babad Diponegoro sebagai monumen kearifan budaya dunia yang indah nyaris remuk dimakan rayap dan lenyap oleh buta-sejarah bangsanya. Namun totalitas keilmuan Peter Carey telah membangkitkannya menjadi historiografi yang melampaui takdirnya. Kelana rohani Pangeran Diponegoro mengatasi pelintasan arus perbedaan antara dunia lama dan dunia baru. Gerakan perlawanan Pangeran Diponegoro pantas terbilang sebagai kompas kepemimpinan dan kejuangan bangsa. - PM Laksono -

Pangeran Diponegoro merupakan salah seorang tokoh Indonesia terbesar pada abad ke-19, dan Dr. Peter Carey merupakan ahli sejarah yang penelitiannya dan pengetahuannya mengenai Pangeran Diponegoro melampaui sejarawan lainnya. Buku baru ini sangat penting dan pasti menarik bagi semua pembaca yang ingin mengerti periode dan Pangeran Diponegoro itu, yang betul-betul menentukan dalam sejarah Indonesia. - Merle Ricklefs -

Lewat bukunya ini Dr. Peter Carey tak hanya berhasil menjabarkan kompleksitas peristiwa, tetapi juga menampilkan Pangeran Diponegoro sebagai sosok manusia utuh, yang memiliki roh dan kepribadian. Membaca buku ini mampu mengilhami dan menginspirasi para pemimpin masyarakat, pendidik, sarjana dari berbagai bidang, serta para seniman yang ingin menafsirkan peristiwa Perang Jawa bagi karya seninya. - Sardono W. Kusumo -

===========
Peter Carey adalah sejarawan Inggris yang telah lebih dari 30 tahun melakukan penelitian tentang Pangeran Diponegoro dan latar belakang Perang Jawa atau Perang Diponegoro. Ia pernah mengajar di Universitas Oxford sebagai Laithwaite Fellow untuk Sejarah Modern di Trinity College, Oxford dan sekarang menjadi YAD Adjunct Profesor di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia.  



Semoga bermanfaat. Salam, @MasNovanJogja

Empat Bab yang Ditulis dalam Buku Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro

Peter Carey, penulis buku Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro membaginya menjadi empat bab besar. 

I. Masa Kecil dan Masa Muda Pangeran Diponegoro (1785-1808). 

Di dalam bab ini, terdapat tiga sub bab yang dipaparkan yaitu, periode tahun 1785-1803, masa kecil Pangeran Diponegoro dan Pengasuhan. 

Selanjutnya periode tahun 1803-1805, masa muda Pangeran Diponegoro. Di dalam sub bab ini dipaparkan hal-hal berkaitan dengan perkawinan, pendidikan dan hubungan Pangeran Diponegoro dengan Komunitas Santri. 

Sekitar tahun 1805, peristiwa dimana Pangeran Diponegoro mendapatkan takdir berupa bisikan dipaparkan di sub bab ketiga, Berziarah ke Pantai Selatan. 


II. Awal Keruntuhan Tanah Jawa (1808-1812)

Terdiri dari tiga sub bab (sub bab 4 sampai dengan 6), Peter Carey menjelaskan bagaimana pergolakan di Keraton Keraton Jawa Tengah, termasuk Keraton Yogyakarta, merupakan dampak dari pengaruh perang dua kutub besar Perancis dan Inggris. 

Di sub bab keempat, dimulai di halaman 81, menceritakan Orde Baru Daendels dan keraton keraton Jawa Tengah (1808). Kisah pemberontakan Raden Ronggo pada periode (1809-1810), direkam dalam sub bab kelima mengenai Pahlawan Terakhir Orde Lama. Pada sub bab terakhir dalam bab II ini dipaparkan bagaimana kekuasaan Inggris mengakhiri masa pemerintahan Prancis – Belanda di tanah Jawa pada periode (1811-1812). 


III. Tahun-Tahun Emas, Tahun-Tahun Besi (1812-1825)

Kedatangan Inggris ke tanah Jawa bukanlah untuk pembebasan, namun untuk melaksanakan nafsu keserakahan untuk menguasai, menjajah tanah Jawa.  Inilah yang tergambar dalam masa-masa peralihan Inggris di periode tahun 1812-1816. 

Selanjutnya di sub bab kedelapan, Kembalinya Pemerintahan Belanda dan Pemiskinan Kaum Tani Jawa (1816-1822), menceritakan bagaimana episode inilah yang menyulut api Perang di Tanah Jawa dan mengesahkan jalan takdir Pangeran Diponegoro untuk bangkit melawan Belanda. 

Degradasi moral, pemiskinan rakyat, dan upaya penangkapan Pangeran Diponegoro di kediamannya Tegalrejo, sungguh menjadi momentum yang tepat bagi Pangeran Diponegoro. Hal ini dapat dibaca di sub bab sembilan: Menanti Ratu Adil – Penampakan-penampakan Terakhir dan Jalan Menuju Perang Jawa.


IV. Perang dan Pengasingan (1825-1855)

Pada sub bab sepuluh disampaikan sedikit perjalanan Pangeran Diponegoro melaksanakan perang suci di tanah Jawa yang memberikan pelajaran besar bagi Penjajah Belanda, yang pada akhirnya memunculkan ide strategi perang stelsel. 

Perundingan yang dilaksanakan di Magelang ini dituliskan oleh Peter Carey dalam satu sub bab tersendiri dengan judul yang cukup mencengangkan, Dikhianati atau Menyerah Terhormat? Pangeran Diponegoro di Tangan Belanda (Februari - Mei 1830). Sebuah titik penyelesaian Perang Jawa yang dilakukan oleh De Kock, digambarkan oleh Pangeran Diponegoro dalam Babad Diponegoro sebagai pertemuan (perundingan) yang dramatis penuh khianat dan curang (halaman 372). 

Di sub kedua belas (sub bab terakhir), periode tahun 1830 sampai dengan 1855 merupakan periode pengasingan Pangeran Diponegoro. Disinilah era produktif penulisan Babad Diponegoro terjadi. Sebuah karya dari Pangeran Diponegoro yang pada tanggal 22 Juni 2014 diterima oleh Komite Penasihat Internasional UNESCO sebagai salah satu dari 299 naskah dari semua negara di dunia yang telah masuk ke Daftar Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World Register).

Semoga bermanfaat. Salam, @MasNovanJogja